Sekam dari kulit biji kakao ternyata memiliki manfaat yang bisa dipergunakan untuk melawan perubahan iklim selain juga berpotensi digunakan sebagai pupuk dan beton ramah lingkungan.
Di sebuah pabrik yang bertembok batu bata merah di kota pelabuhan Hamburg, Jerman, sekam kulit biji kakao dimasukkan ke sebuah oven sehingga menghasilkan bubuk hitam yang luar biasa dengan potensi melawan perubahan iklim.
Bubuk hitam yang dinamai biochar ini diproduksi dengan memanaskan sekam kakao di ruang bebas oksigen hingga 600 derajat Celsius yang pada prosesnya mengunci gas rumah kaca dan produk akhirnya dapat digunakan sebagai pupuk atau sebagai bahan dalam produksi beton ramah lingkungan.
Baca Juga :
Presiden Tiongkok Desak Russia untuk Menahan Diri terhadap Ukraina
“Walau saat ini industri biochar masih dalam tahap awal, teknologi ini menawarkan cara baru untuk menghilangkan karbon dari atmosfer bumi,” kata para ahli.
Sedangkan menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernental Panel on Climate Change/IPCC) PBB, biochar berpotensi digunakan untuk menangkap 2,6 miliar dari 40 miliar ton CO2 yang saat ini diproduksi oleh umat manusia setiap tahunnya.
Baca Juga :
Empat Warga Tiongkok Menjadi Korban Halloween di Korsel, Presiden Xi Jinping Ucapkan Duka Cita
Akan tetapi meningkatkan penggunaan biochar tetap menjadi tantangan. “Kami berupaya membalikkan siklus karbon,” kata Peik Stenlund, CEO Circular Carbon, kepadaAFPsaat ditemui di pabrik biochar di Hamburg beberapa waktu lalu.