Adopsi teknologi di sektor peternakan kian masif dilakukan, salah satunya menggunakan biochar sekam padi. Penggunaan komponen biochar ini diklaim mampu menurunkan tingkat kematian ayam hingga 25%.
Selain itu juga mengurangi penggunaan alas kandang (litter) hingga 30%, meningkatkan feed convertion ratio (FCR), dan mengeleminasi bakteria Escherichia coli (E. Coli) hingga 99%. Hal ini berdasarkan keterangan resmi yang diterima Solopos.com dari Technology Solutions Manager WasteX, Mohammad Shofie, pada Rabu (6/9/2023).
PROMOSI7 Layanan Digital untuk Indonesia Terus Maju
Ia menjelaskan biochar adalah materi mirip arang, namun sangat berpori dan kaya akan karbon. Materi ini dibuat melalui proses pirolisis, yakni memanaskan bahan organik (umumnya limbah pertanian) dalam kondisi sedikit atau tanpa oksigen sama sekali.
Dalam industri pertanian, biochar telah terbukti meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman. Sifatnya yang berpori dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retnsi air dan nutrisi dalam tanah, meningkatkan aktivitas mikroba yang bermanfaat, dan manfaat lainnya.
Shofie menjelaskan peternakan ayam telah lama menjadi tulang punggung produksi pangan, dan dengan banyak tantangan di baliknya. Meningkatnya biaya operasional, masalah lingkungan, dan tekanan untuk meningkatkan produksi membuat petani dan pakar industri mencari strategi alternatif.
Oleh karena itu, WasteX baru-baru ini bermitra dengan Pitik Digital yaitu perusahaan berbasis agri-tech yang berfokus pada industri ternak ayam untuk meneliti bagaimana biochar dapat meningkatkan kinerja peternakan ayam. “Uji coba tersebut mengungkapkan hasil menarik yang dapat bermanfaat bagi peternak dan lingkungan sekitarnya,” terang Shofie.
Pembuatan dan penggunaan biochar sekam padi dilakukan di sebuah peternakan ayam milik Pitik Digital di Jawa Barat, mulai dari Januari hingga Mei 2023. Untuk uji coba ini, biochar diproduksi dari sekam padi menggunakan mesin biochar milik WasteX. Biochar kemudian dgunakan dalam dua percobaan berbeda, yaitu sebagai campuran litter dan sebagai suplemen pakan.
Selama uji coba pertama, pihaknya berfokus pada pemakaian biochar sebagai campuran litter. Kelompok perlakuan mendapatkan campuran biochar dan sekam padi, yang terdiri dari 10% biochar dan 90% sekam padi. Sementara itu, litter pada kelompok kontrol berupa 100% sekam padi. Adapun untuk ukuran sampel, sebanyak 3.200 ekor ayam digunakan. Kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing memiliki 1.600 ekor ayam.
Hasilnya, kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang sangat positif. Kelompok ini menggunakan materi litter 30% lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengurangan penggunaan litter ini tidak hanya menunjukkan keefektifan biochar, tetapi juga menunjukkan potensi penghematan biaya bagi peternak.
youth writing contest
Salah satu temuan paling signifikan dari uji coba pertama adalah peningkatan angka kematian. Kelompok perlakuan menunjukkan tingkat kematian ayam 25,7% lebih rendah,dengan 78 ekor ayam yang mati dibandingkan dengan 105 ekor ayam di kelompok kontrol. Penurunan ini dapat sangat meningkatkan hasi panen dan pendapatan total peternak.
Lebih lanjut Shofie menjelaskan kelompok perlakuan menunjukkan sedikit peningkatan dalam FCR dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan FCR 5,9% lebih rendah, ayam yang menggunakan litter bercampur biochar membutuhkan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Hal ini tentunya dapat menurunkan biaya pakan yang seringkali menjadi biaya operasional tertinggi.
“Jika kita konversikan hasil uji coba tersebut ke dalam manfaat finansial, dampak biochar sekam padi terhadap peternakan ayam menjadi semakin signifikan,” tambahnya.
Sebagai contoh, peternak dengan 20.000 ekor ayam berpotensi memperoleh pendapatan tambahan lebih dari Rp75 juta per tahun dari pengurangan biaya materi litter, bobot ayam yang lebih berat, dan peningkatan operasional lainnya.
Sementara itu, untuk percobaan kedua, pakan ayam ditambah dengan bochar (1-2% dari total pakan), diberikan saat anak ayam berumur 8 hari. Tujuannya untuk melihat pengaruh pakan yang dicampur biochar terhadap kadar E. coli pada kotoran ayam.
Hasilnya luar biasa, dengan kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar E. coli yang signifikan, hilang hingga 99,8%. Ini menunjukkan keefektifan biochar dalam mengurangi keberadaan patogen berbahaya dalam kotoran ayam sehingga meningkatkan kebersihan dan keamanan hayati.
CEO WasteX, Pawel Kuznicki, mengungkapkan kegembiraannya atas hasil uji coba tersebut. Dia menyatakan bahwa hasil implementasi solusi biochar di peternakan ayam telah jauh melebihi ekspektasi awal. Dia menambahkan bahwa WasteX mengharapkan beberapa peningkatan operasional, tetapi keuntungan utama yang didapatkan klien akan berasal dari kredit karbon.
“Yang paling utama, manfaat penggunaan biochar dalam peternakan ayam tidak hanya sekadar meningkatkan kinerja peternakan ayam. Terdapat potensi keuntungan finansial yang besar, di mana peternak erkesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan kredit karbon melalui solusi WasteX,” tambah dia.
Dengan kemampuannya untuk meningkatkan performa peternakan, memitigasi dampak lingkungan, dan meningkatkan penghidupan peternak, biochar merupakan solusi alternatif untuk industri peternakan ayam. Perwakilan Pitik Digital, Rymax Joehana menyebutkan bahwa mereka terbuka akan strategi baru untuk meningkatkan kinerja ternak mereka, dan tampaknya penambahan biochar pada materi litter dan pakan membawa banyak manfaat operasional untuk ternak ayam.