Jakarta –
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mulai menjajaki pengembangan green ammonia. Hal ini dilakukan untuk mengeksplor penggunaan energi yang terbarukan (EBT).
Green ammonia adalah amonia yang dihasilkan dari bahan baku non-hidrokarbon dan juga menggunakan sumber energi dari non-hidrokarbon (energi hijau). Salah satu proses produksi green ammonia adalah mereaksikan hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisa air dengan nitrogen yang diambil dari udara.
Selain ramah lingkungan dan target untuk mendukung program net zero emission yang dicanangkan pemerintah pada 2060, PKT melihat potensi pasar untuk green ammonia sangat tinggi. Nantinya konsumen akan semakin banyak yang beralih ke penggunaan EBT seperti green ammonia yang dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi CO2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca juga:
Pabrik Pupuk Pelat Merah Pamer Teknologi di Hannover Messe
Oleh karena itu, PKT berupaya mengembangkan teknologi produksi amonia tanpa menggunakan bahan bakuhidrokarbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi. PKT bersama dengan Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP menggagas kajian produksi green ammonia dengan menggunakan energi berbasis thorium.
Seperti green ammonia, thorium juga tergolong sebagai sumber energi hijau yang lebih ekonomis. Di Indonesia, potensi kandungan thorium diperkirakan mencapai 210.000-270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Sinergi positif yang digagas PKT dalam penjajakan produksi green ammonia ini diawali dari komunikasi antara Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi dengan Thomas Jam Pederson, Co-Founder Copenhagen Atomics di bulan Juli 2022. Gayung bersambut, Copenhagen Atomics kemudian menawarkan PKT untuk bergabung dalam kajian bersama mengenai green ammonia yang sedang dilakukan antara Copenhagen Atomics, Topsoe dan Alfa Laval.
Sebagai tahapan awal, PKT bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP sudah menandatangani nota kesepahaman (Mo) mengenai kajian green ammonia menggunakan energi berbasis thorium secara digital pada Januari 2023. Sebagai bukti keseriusan dan komitmen, seluruh pihak yang terlibat di kerja sama ini pun sepakat untuk kembali menandatangani nota kesepahaman kedua pada 19 Mei 2023 di Copenhagen, Denmark.
Fokus dari kajian ini adalah rancangan pembangunan fasilitas yang memproduksi green ammonia sebesar 1 juta ton per tahun dengan estimasi investasi senilai US$ 4 miliar.
“Tentunya ini adalah kesempatan dan peluang yang sangat positif bagi kemajuan PKT dan juga bagi industri petrokimia Tanah Air. PKT juga selalu membuka diri untuk kolaborasi dengan banyak pihak yang bisa melahirkan teknologi dan inovasi terbaik. Salah satunya lewat penjajakan green ammonia sebagai bentuk energi terbarukan ini. PKT melihat, di masa depan, nantinya grey ammonia atau produk-produk berbahan baku hidrokarbon akan digantikan oleh produk-produk green ammonia,” ujar Rahmad dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).
Baca uga:
Laba Bersih Pupuk Kaltim Tembus Rp 14 T di 2022, Ini Rahasianya
Copenhagen Atomics adalah perusahaan teknologi molten salt asal Denmark sudah berdiri sejak 2014 yang sedang mengembangkan reaktor molten salt yang bisa diproduksi secara massal. Dalam kerja sama ini, Copenhagen Atomics mendapat peran untuk mengembangkan teknologi thorium molten salt reactor dengan tujuan menurunkan harga energi ramah lingkungan.
Sedangkan Topsoe merupakan licensor teknologi amoniak yang memiliki pengalaman selama 80 tahun dan mendapatkan peran untuk mengembangkan Solid Oxide Electrolyzer Cell (SOEC) electrolysers dengan konsumsi energi yang kompetitif. Alfa Laval akan berperan sebagai penyedia teknologi water treatment untuk mengolah bahan baku electrolyzer.
Aalborg CSP berperan sebagai penyedia molten salt boiler yang akan mengkonversi energi yang dihasilkan oleh thorium molten salt reactor menjadi steam yang kemudian dikonversi lebih lanjut menjadi energi listrik. Atas arahan dari PT Pupuk Indonsia selaku induk perusahaan PKT, kerja sama ini pun akan melibatkan Pertamina New & Renewable Energy yang mendapatkan peran untuk menemukan proses produksi hidrogen yang ramah lingkungan.
“Pengembangan green ammonia tentu menjanjikan potensi luar biasa. Dan untuk PKT bisa menjadi salah satu penggagas pengembangan energi terbarukan ini tentu sejalan dengan tujuan kami untuk selalu mengedepankan teknologi dan inovasi untuk bisa menghasilkan produk terbaik dan terefisien tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara keberlangsungan lingkungan hidup,” tuturnya.
Baca artikel detikfinance, “Pupuk Kaltim Mulai Jajaki Pengembangan Green Ammonia, Ini Rencananya” selengkapnya https://finance.detik.com/industri/d-6729143/pupuk-kaltim-mulai-jajaki-pengembangan-green-ammonia-ini-rencananya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/