Bagaimana Kulit Biji Kakao Bisa Melawan Perubahan Iklim?

جدول المحتويات
تاريخ النشر

PIKIRAN RAKYAT – Pabrik batu bata merah di Kota Hamburg, Jerman memiliki cara unik untuk melawan perubahan iklim. Mereka mengolah kulit biji kakao menjadi bubuk hitam.

Zat yang disebut biochar ini diproduksi dengan memanaskan kulit kakao di ruangan bebas oksigen hingga 600 derajat celcius. Proses penguncian gas ini menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan pembuatan beton ramah lingkungan.

Para ahli mengatakan, meski industri biochar ini masih dalam tahap awal, teknologi ini setidaknya memberi cara baru untuk mengurangi karbon di atmosfer bumi.

Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), biochar berpotensi menangkap 2,6 miliar dari 40 miliar ton CO2 yang setiap tahun dihasilkan oleh aktivitas manusia. Namun, meningkatkan penggunaannya saat ini masih dirasa sulit untuk dilakukan.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Air Ramah Lingkungan di Majalengka

“Kami membalikkan siklus karbon,” kata eik Stenlund, CEO Circular Carbon, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari CNA pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Pabrik batu bata yang menjadi salah satu terbesar di Eropa itu menerima pengiriman kulit kakao bekas melalui jaringan pipa abu dari pabrik cokelat di sekitarnya. Biochar mengikat CO2 yang terkandung di kulit kakao dalam sebuah proses pengikatan.

Jika kulit kakao dibuang seperti biasa, karbon yang terkandung di dalamnya akan terurai dan dilepaskan ke atmosfer bumi.

Sebaliknya, David Houben, seorang ilmuwan lingkungan dari lembaga UniLaSalle di Perancis, menyatakan bahwa karbon yang ditangkap oleh biochar akan disimpan selama berabad-abad lamanya.

التصنيفات