Politeknik Negeri Jember Berikan Inisiasi Pembuatan Biochar, Bio …

Table of Contents
Issue Date

Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Perkembangan kegiatan bidang pertanian di Indonesia telah menimbulkan peningkatan limbah pertanian yang sebagian besar merupakan limbah berlignoselulosa sumber serat sisa tanaman seperti jerami padi dan sekam, batang jagung, katun, sorgum, maupun ampas tebu.

Banyaknya limbah pertanian akan menjadi masalah jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Beberapa pemanfaatan limbah pertanian yang potensial adalah dengan pembuatan biochar, bio-oil (asap cair), dan arang aktif.

Ir. Sugiyarto, MP selaku ketua tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada Masyarakat mengatakan bahwa Biochar sebagai pembenah tanah ini diketahui mampu merangsang kesuburan tanah dengan meningkatkan nilai pH tanah dan kapasitas tukar kation (KTK), mempertahankan kelembaban tanah, memicu pertumbuhan mikrob tanah, dan menjaga nutrisi tanah. Selain itu, biochar mampu bertahan cukup lama di dalam tanah karena relatif resisten terhadap serangan mikrob tanah, sehingga proses dekomposisi berjalan labat.

Irma Harlianingtyas, S.Si., M.Si selaku anggota tim pelaksana juga menambahkan bahwa selain sebagai biochar, pemanfaatan limbah pertanian lainnya adalah bio-oil (asap cair) dan arang aktif. Asap cair adalah salah satu hasil dari pirolisis kayu atau tanaman pada suhu sekitar 400°C. Pada bidang pertanian asap cair dimanfaatkan sebagai pertisida organik, sedangkan oleh para pelaku industri pangan sebagai pemberi aroma, tekstur, dan citarasa yang khas pada produk pangan, seperti daging, ikan, dan keju.

Asap cair mampu mengawetkan suatu bahan makanan karena dalam asap cair tekandung senyawa asam, fenolat dan karbonil. Pada bidang industri arang aktif digunakan untuk pemurnian larutan, penyerap gas beracun pada masker; penghilang bau pada sistem alat pendingin; penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif serta sebagai filter rokok, sebagai bahan tambahan dalam produk untuk pemeliharaan kebersihan dan kehalusan kulit dan rambut. Dalam bidang kesehatan arang aktif digunakan ntuk penanganan keracunan eksternal dan terapi diare sekretonik.

Ir. Cherry Triwidiarto, M.Si selaku anggota pelaksana tim pengabdian masyarakat mengungkapkan bahwa alat pirolisis yang dirangcang ini dapat sekaligus memproduksi biochar dan asap cair dalam sekali proses produksi, sehingga lebih efisien waktu dan biaya dalam pembuatannya. Pembuatan dan pengujian alat ini memakan waktu sekitar 3 bulan dari bulan Juli hingga September 2023. Pada proses pembuatan arang aktif proses tambahan yang diberikan pada biochar adalah penambahan aktivasi arang menggunakan senyawa kimia.

“Alat pirolisis ini terdari bebrapa bagian, yakni pertama tabung reaktor sebagai tempat pembakaran, yang kedua tabung kondensor yang terhubung dengan tabung reaktor sehingga asap hasil pembakaran akan terperangkap masuk dan mengalami pemekatan dan kondensasi. Agar terjadi proses kondensasi maka drum kondensor ini harus didingkinkan. Pendinginan tabung kondensor ini dengan cara adanya sirkulasi air yang menglilingi tabung kondensor. Bagian ketiga adalah Tabung pemekatan aspa dingin, dan terakhir adalah tambahan alat sirkulasi air untuk pengdingin konsensor”, jelas Ir. Supriyadi, MP selaku anggota tim pelaksana.

“Cara penggunaan Alat Pirolisis ini sangat mudah dan sederhana, setelah bahan baku dimasukkan dan ditutup rapat alat akan bekerja dengan sendirinya. Asap cair akan keluar setelah 10-15 proses pembakaran”, ungkap Imam Bayhaki salah satu teknisi di Teaching Factory Pembibitan.

Menurut pengelola Teaching Factory Pembibitan, Jumiatun, SP, MP adanya Alat Pirolisis ini akan sangat bermanfaat bagi seluruh kegiatan di lingkungan Politeknik Negeri Jember khususnya. Karena produk ini sangat berperan dibidang pertanian dan dapat menjadi produk yang komersil untuk dipasarkan ke masyarakat umum. (*)

Categories